Jakarta, 10 Desember 2024 – Tim Vidies yang berasal dari Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil meraih Juara 3 dalam kompetisi WebGIS Jak-Space University (JSU) 2024 yang diselenggarakan oleh Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan (CKTRP) Provinsi DKI Jakarta. Kompetisi ini merupakan bagian dari rangkaian acara Jakarta Satu Festival 2024 yang bertemakan “Mapping The Future”. Acara puncak kompetisi berlangsung pada 9-10 Desember 2024 di Tavia Heritage Hotel, Jakarta Pusat, dan dihadiri oleh Kepala Dinas CKTRP serta Kepala BAPPEDA Provinsi Jakarta. Kemenangan ini menjadi bukti bahwa kontribusi mahasiswa dalam pemanfaatan teknologi geospasial sangat diperlukan untuk pengembangan kota yang lebih baik.
Tujuan dan Tema Kompetisi
Jak-Space University (JSU) 2024 bertujuan untuk meningkatkan pemahaman serta penerapan teknologi geospasial dalam perencanaan dan pengembangan Kota Jakarta, khususnya dalam menangani isu-isu perkotaan yang kompleks. Kompetisi ini mengajak para peserta untuk memanfaatkan WebGIS dalam analisis spasial guna menyelesaikan berbagai masalah perkotaan, seperti bencana, pariwisata, lingkungan hidup, transportasi, dan pendidikan. Dengan tema “Mapping The Future”, JSU 2024 berfokus pada penggunaan data spasial untuk merencanakan kota yang lebih berkelanjutan dan lebih hijau di masa depan.
Kegiatan ini turut mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama SDG 11 tentang “Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan”, SDG 13 tentang “Penanganan Perubahan Iklim”, dan SDG 15 tentang “Ekosistem Daratan”. Dengan menggunakan teknologi WebGIS, peserta diharapkan dapat mengembangkan solusi berbasis data yang dapat mengatasi masalah perkotaan, menciptakan ruang terbuka hijau, serta mengurangi dampak negatif perubahan iklim di Kota Jakarta.
Karya WebGIS Tim Vidies: “A Breathing Space”
Tim Vidies UGM yang terdiri dari Azril Rozaqi Ar Rosyid (SIG/Sekolah Vokasi 2022) sebagai ketua, Yasin Manik Hawa (SIG/Sekolah Vokasi 2022), dan Mutiara Debora Saragi (PWK/Teknik 2023) berhasil menyajikan karya yang berjudul “A Breathing Space: Mendayagunakan Keterbatasan Ruang Sebagai Upaya Menghijaukan Kota Dalam Menghadapi Masalah Lingkungan”. Dalam karya ini, tim Vidies menggunakan platform ESRI StoryMaps untuk mengembangkan solusi penghijauan kota melalui optimalisasi ruang terbatas di Jakarta.
Di tengah pesatnya urbanisasi yang terjadi di Jakarta, ruang terbuka hijau (RTH) menjadi semakin terbatas. Oleh karena itu, tim Vidies fokus pada pemanfaatan ruang terbatas yang ada untuk meningkatkan kualitas udara dan mengurangi polusi yang menjadi salah satu masalah besar di Jakarta. Mereka mengusulkan solusi berbasis WebGIS untuk mendeteksi lokasi yang memiliki potensi untuk dijadikan ruang hijau, meskipun luas lahan terbatas. Dengan cara ini, meskipun ruang terbuka hijau terbatas, kualitas lingkungan dapat tetap terjaga dan bahkan ditingkatkan.
Pemanfaatan Teknologi Geospasial untuk Pengembangan Kota Berkelanjutan
Dalam karya mereka, Tim Vidies memanfaatkan teknologi penginderaan jauh untuk melakukan analisis spasial yang lebih mendalam. Mereka menggunakan dua indikator penting, yaitu Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) untuk mendeteksi keberadaan vegetasi dan Land Surface Temperature (LST) untuk mengukur suhu permukaan di wilayah DKI Jakarta. Citra satelit Landsat 8 digunakan sebagai data utama dalam analisis ini. Melalui analisis NDVI, tim dapat memetakan daerah-daerah yang memiliki potensi untuk ditanami vegetasi, sementara analisis LST membantu mereka untuk memahami dampak suhu permukaan terhadap kualitas lingkungan.
Hasil dari analisis ini digunakan untuk merumuskan solusi yang dapat diterapkan dalam perencanaan ruang terbuka hijau di Jakarta. Dengan data yang telah dianalisis, Tim Vidies memberikan rekomendasi lokasi-lokasi strategis yang dapat dimanfaatkan untuk penghijauan dan pengelolaan ruang terbuka di tengah kota yang padat. Hal ini berkontribusi pada SDG 13 “Penanganan Perubahan Iklim” yang berfokus pada pengurangan emisi karbon dan adaptasi terhadap perubahan iklim.
Proses Seleksi dan Puncak Acara Kompetisi
Kompetisi Jak-Space University 2024 dimulai dengan tahapan seleksi berkas dan karya yang diikuti oleh 52 tim dari 13 universitas di seluruh Indonesia. Para peserta kemudian diseleksi lebih lanjut hingga tersisa 10 besar, yang mempresentasikan karya mereka secara daring pada 21 November 2024. Presentasi final dilakukan di acara puncak yang digelar pada 9-10 Desember 2024 di Tavia Heritage Hotel, Jakarta Pusat. Dalam acara ini, tim Vidies mempresentasikan karya mereka selama 10 menit di hadapan dewan juri yang terdiri dari para ahli di bidang perencanaan kota, teknologi geospasial, dan lingkungan hidup.
Tim Vidies berhasil meraih Juara 3 setelah melalui serangkaian seleksi yang ketat. Karya mereka dinilai memiliki potensi besar dalam memberikan kontribusi pada pengelolaan ruang kota yang berkelanjutan. “Kami merasa sangat bangga dengan pencapaian ini. Ini merupakan bentuk kontribusi nyata kami dalam memanfaatkan teknologi geospasial untuk solusi pengelolaan ruang terbuka hijau dan peningkatan kualitas lingkungan kota Jakarta,” ungkap Azril Rozaqi, ketua tim Vidies.
Harapan untuk Pengembangan Kota Jakarta yang Lebih Hijau dan Inovatif
Dengan meraih Juara 3 dalam kompetisi ini, Tim Vidies tidak hanya membuktikan kemampuan mereka dalam menerapkan teknologi WebGIS, tetapi juga memberikan solusi konkret untuk perencanaan kota yang lebih hijau dan berkelanjutan. Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa mahasiswa UGM, khususnya dari Program Studi Sistem Informasi Geografi (SIG) Sekolah Vokasi, mampu berkontribusi besar dalam menciptakan solusi berbasis data untuk tantangan perkotaan.
Karya yang dipresentasikan oleh tim Vidies diharapkan dapat menginspirasi pengembangan kota Jakarta yang lebih hijau dan lebih ramah lingkungan. Dengan adanya analisis spasial yang berbasis pada data, tim ini berharap dapat memberikan panduan bagi pengambil kebijakan dalam merencanakan dan mengelola ruang kota yang lebih berkelanjutan.
“Semoga karya ini dapat mendorong penerapan solusi penghijauan kota yang lebih inovatif di Jakarta, yang akan membantu mengurangi dampak perubahan iklim serta memberikan manfaat jangka panjang bagi keberlanjutan kota dan warganya,” tambah Azril.
Kesimpulan: Mewujudkan Kota Jakarta yang Berkelanjutan melalui Teknologi Geospasial
Kompetisi Jak-Space University 2024 berhasil menyatukan mahasiswa dari berbagai universitas untuk berkontribusi dalam pengembangan solusi perkotaan yang lebih baik melalui teknologi geospasial. Tim Vidies UGM telah membuktikan bahwa teknologi, jika digunakan dengan tepat, dapat memberikan kontribusi besar dalam perencanaan kota yang lebih hijau dan lebih berkelanjutan.
Melalui karya ini, Tim Vidies tidak hanya memberikan solusi konkret untuk pengelolaan ruang terbuka hijau, tetapi juga berkontribusi pada pencapaian beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), seperti SDG 11 (Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan), SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim), dan SDG 15 (Ekosistem Daratan). Keberhasilan mereka menjadi salah satu contoh bagaimana pemanfaatan teknologi geospasial dapat mendukung perencanaan kota yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan, serta dapat menginspirasi langkah-langkah serupa di kota-kota lain di Indonesia.