Yogyakarta, 20 Oktober 2024 – Departemen Teknologi Kebumian Sekolah Vokasi UGM hari ini mengadakan kegiatan donor darah yang diikuti oleh civitas akademika UGM dan masyarakat umum. Kegiatan ini diprakarsai oleh Keluarga Mahasiswa Departemen Teknologi Kebumian (KMDTK). Acara yang berlangsung di Hall Departemen Teknologi Kebumian ini bekerja sama dengan PMI Kota Yogyakarta dan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan stok darah. Kegiatan ini merupakan wujud kepedulian kita terhadap sesama, di mana setiap tetes darah yang didonorkan bisa menyelamatkan nyawa.
Kegiatan donor darah dimulai pada pukul 08.00 dan berlangsung hingga 12.00 dengan suasana yang meriah. Target awal adalah 50 peserta, namun antusiasme yang tinggi membuat jumlah pendaftar melampaui target tersebut, mencapai 86 orang. Dari jumlah tersebut, 60 orang berhasil mendonorkan darah, sementara 26 orang tidak dapat melakukannya karena berbagai faktor, seperti kadar hemoglobin yang tidak mencukupi, tekanan darah yang tidak stabil, berat badan yang di bawah standar, dan kondisi kesehatan lainnya.
Acara ini juga menyajikan berbagai informasi tentang donor darah, termasuk manfaatnya bagi kesehatan pendonor. Selain kegiatan donor darah, ada juga kegiatan pemeriksaan mata gratis. Banyak mahasiswa yang merasa senang dapat berpartisipasi dan memberikan sumbangan berharga ini.
Panitia juga menyediakan ruang istirahat bagi para pendonor setelah proses pengambilan darah. Ruang ini dilengkapi dengan makanan dan minuman untuk membantu memulihkan stamina. Selain itu, setiap peserta yang hadir juga menerima merchandise sebagai bentuk apresiasi atas partisipasinya dalam donor darah.
Dalam kegiatan ini, berhasil terkumpul sekitar 60 kantong darah. Kegiatan ini diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan, tetapi juga dapat menumbuhkan kesadaran akan pentingnya donor darah di kalangan generasi muda.
Dengan semangat solidaritas, Universitas Gadjah Mada menunjukkan bahwa mahasiswa dapat menjadi agen perubahan positif dalam masyarakat melalui aksi sosial yang sederhana namun berdampak besar. Hal tersebut selaras dengan dengan konteks tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) khususnya di bidang kehidupan sehat dan sejahtera.