Dalam rangka meningkatkan mutu dan relevansi kurikulum terhadap kebutuhan dunia kerja, Program Studi Sarjana Terapan Sistem Informasi Geografis (SIG), Departemen Teknologi Kebumian, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada (DTK SV UGM) melaksanakan kegiatan benchmarking ke Departemen Geografi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia (FMIPA UI) pada 21–22 Oktober 2025. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya strategis untuk memperkuat penyusunan kurikulum berbasis link and match antara dunia pendidikan dan dunia usaha, industri, serta dunia kerja (DUDIKA).
Tim benchmarking dari Program Studi Sarjana Terapan Sistem Informasi Geografis DTK SV UGM dipimpin oleh Ketua Departemen Teknologi Kebumian yang sekaligus menjabat sebagai Ketua Program Studi Sarjana Terapan Sistem Informasi Geografis, Dr. Taufik Hery Purwanto, S.Si., M.Si., didampingi oleh dosen Prodi SIG yaitu Karen Slamet Hardjo, S.Si., M.Sc. dan Dr. Like Indrawati, S.Si., M.Sc. Kegiatan ini disambut langsung oleh Ketua Departemen Geografi FMIPA UI, Dr. Hafid Setiadi, S.Si., M.T., bersama jajaran dosen yaitu Iqbal Putut Ash Sidiq, S.Si., M.Sc. selaku Ketua Program Studi Sarjana Geografi, Prof. Dr. Dewi Susiloningtyas, S.Si., M.Si., Jarot Mulyo Semedi, S.Si., M.Sc., serta Satria Indratmoko, S.Si., M.Sc.
Kegiatan dibuka dengan sambutan dari kedua pihak. Dalam kesempatan tersebut, Dr. Taufik Hery Purwanto, S.Si., M.Si menyampaikan bahwa tujuan utama dari kunjungan ini adalah menggali praktik terbaik dalam penyusunan kurikulum yang relevan dan adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan kebutuhan industri. Beliau juga memperkenalkan struktur organisasi, profil lulusan, serta arah pengembangan kurikulum Prodi SIG yang menekankan pada kompetensi sebagai programmer dan analis SIG.
Sementara itu, pihak UI melalui Ketua Program Studi Sarjana Geografi, Iqbal Putut Ash Sidiq, S.Si., M.Sc., menjelaskan struktur kurikulum Program Studi Sarjana Geografi yang terdiri atas 144 SKS dengan 101 SKS mata kuliah wajib dan 44 SKS pilihan. Mahasiswa mulai mengambil mata kuliah pilihan pada semester 5 dan 6, sementara tahun pertama menggunakan sistem paket. Selain itu, UI juga memiliki lima klaster riset, yaitu Dinamika Lanskap Topics, Transformasi Spasial Sosial Ekonomi, Ekologi Politik, Geospasial Sistem dan Regional Intelligence, serta Spasial Modeling.
Dalam paparannya, Satria Indratmoko, S.Si., M.Sc. menekankan bahwa kurikulum Geografi UI dirancang dengan melibatkan pihak industri. Sebagai contoh, kebutuhan tenaga ahli kartografi di perusahaan teknologi dibidang pemetaan menjadi dasar pengembangan mata kuliah baru seperti GeoKomputasi dan Kartografi Interaksi Sosial Digital. Fokus utama dari pembelajaran diarahkan pada kemampuan menerjemahkan informasi spasial ke dalam platform digital seperti webGIS. Selain itu, proses yudisium di Departemen Geografi UI dilaksanakan dua kali dalam satu semester untuk memastikan kelancaran administrasi akademik mahasiswa.
Selama kegiatan berlangsung, tim benchmarking dari UGM juga mendapatkan penjelasan mengenai capaian pembelajaran lulusan (CPL) Prodi Sarjana Geografi UI yang terdiri dari 10 CPL, mencakup aspek universitas, fakultas, dan psikometrik. Pendekatan ini menunjukkan integrasi antara kompetensi akademik, karakter, dan soft skill mahasiswa dalam kerangka kurikulum yang komprehensif.
Usai sesi presentasi, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi interaktif yang membahas peluang kolaborasi antara kedua institusi, terutama dalam bidang pengembangan riset geospasial, pertukaran dosen, serta program pengajaran berbasis proyek. Tim benchmarking juga berkesempatan meninjau fasilitas laboratorium komputer milik Departemen Geografi FMIPA UI yang digunakan untuk kegiatan praktikum pemetaan, penginderaan jauh, dan sistem informasi geografis.
Dari hasil benchmarking ini, tim dari Program Studi Sarjana Terapan Sistem Informasi Geografis DTK SV UGM memperoleh sejumlah masukan berharga yang akan menjadi referensi dalam penyusunan kurikulum baru. Beberapa poin penting yang dapat diadopsi antara lain penyesuaian profil lulusan dengan kebutuhan pasar kerja, penguatan mata kuliah berbasis keterampilan praktis dan teknologi terkini, serta pengembangan klaster riset sebagai bentuk fleksibilitas akademik pengganti kelompok bidang keahlian (KBK). Selain itu, peluang kerja sama internasional seperti program 2+2 dengan universitas luar negeri juga menjadi inspirasi untuk meningkatkan daya saing global lulusan.
Kegiatan benchmarking ini diharapkan menjadi langkah awal dalam memperkuat kolaborasi akademik antara Program Studi Sarjana Terapan Sistem Informasi Geografis UGM dan Program Studi Sarjana Geografi UI, serta menjadi pijakan penting dalam mewujudkan kurikulum yang responsif, aplikatif, dan berorientasi masa depan. Melalui sinergi antara dunia akademik dan industri, Program Studi Sarjana Terapan Sistem Informasi Geografis DTK SV UGM berkomitmen untuk terus melahirkan lulusan yang kompeten, inovatif, dan siap berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan berbasis geospasial.